Kata Diksi




Sedari tadi jemari tak henti menenun untaian kata prosa dalam media bertuah. Hati seperti dihantam batu masalah yang menghujam bak longsor yang tak dihentikan. Pikiran bercabang merangkai partikel-partikel kecewa yang tak berkesudahan. Mencipta jaring yang disimpul sekreatif mungkin agar tak terurai. Tubuh tak henti bergetar ingin terlempar. Ternyata cinta hampir menebas rasional. Bahkan sepi pun menjadi teman setia. Ku pegang dada kuat agar terus bertahan tak terbawa asa. Hampir saja hati terkuliti luka derita. Namun sekali lagi ku genggam pena itu dengan kuat agar prosa yang ku cipta tak tertusuk duri. Akhirnya bibir pun merekah menatap prosa yang tercipta sempurna.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perempuan; Sebuah Permulaan

[1] Gelap?

[2] Bahagia?