[5] Kehilangan
"Din, besok jadi kan?" tanya perempuan berkaca mata tebal, siapa lagi kalau bukan Rina, bocah petualang yang kerjaannya keliling gunung sekaligus berstatus sebagai sahabat dekatku. "Besok ada apaan?" tanyaku sembari membalikkan halaman buku yang sedang kubaca. Bukan anak kutu buku atau semacamnya, aku hanya suka membaca saja tanpa alasan yang bisa kujelaskan kepada orang lain. "Jangan bilang lo lupa sama hari besok," ucapannya sedikit membuatku gugup. Besok ada apaan ya? Mana sempat isi kepala gue yang banyak dan rumit ini mengingat acara besok, hari sekarang aja gue mana tau hari apa. Mampus gue ga inget sama sekali, aku berbicara sendiri di dalam hati sembari memperhatikan tingkah Rina yang sebentar lagi akan marah karena kebiasaanku, lupa. "Satu..dua... Tiga. Gue cabut dulu Riiiin, gue lagi males denger lo ngomel panjang lebar," aku berlari meninggalkan Rina yang tampak sudah siap di posisinya, memarahiku seharian penuh. Setelah jauh, aku b