[1] Suka sama Junior
Aku memandangnya dari kejauhan. Senyumannya manis lengkap dengan wajahnya yang lebih tampan dari teman-temanku di kuliah. Selama kajian berlangsung, mataku sesekali memperhatikannya, melihat senyumnya, tingkahnya bahkan berusaha menebak apa yang dibisikkannya kepada teman sebelahnya. Tanpa kusadari, aku membuat beberapa bait puisi tentang perasaan yang kurasakan saat ini ketika memandangnya. Berbunga-bunga dan merasa sangat bahagia, padahal lelaki tersebut tidak melakukan sesuatu yang membuat hatiku terenyuh. Aku tidak mengerti perasaan macam apa yang memenuhi dadaku. Entah perasaan suka atau hanya sebatas rasa yang hadir sesaat dan mungkin akan hilang seiring berjalannya waktu. Aku tidak akan bisa bersamanya, itu yakinku, karena dia juniorku bahkan muridku selama magang di Yayasan Berdaya Umat. Tetapi, aku juga tidak bisa menahan perasaanku untuk tetap muncul. "Kita tidak pernah tahu rasa itu tumbuh, kemana ia kan meneduh" adalah ungkapan yang berhasil menyemangatiku bahwa