Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2020

Ramadan Bulan Sandiwara

Gambar
foto: sumber pribadi  Sudah menjadi rutinitas tahunan, bulan Ramadan disambut dengan berbagai macam kearifan lokal. Semua umat muslim di berbagai belahan dunia pun berbahagia atas datangnya bulan mulia, bulan suci Ramadan yang penuh dengan keberkahan ini.   Berbagai cara penyambutan pun dilakukan sebagai wujud suka cita dan kegembiraan, dari mempersiapkan fisik jasadiyah kebendaan materil duniawi, seperti mengganti warna cat pagar dan membersihkan setiap sentimeter sudut-sudut rumah sampai rapi serta membersihkan kamar-kamar yang sudah setahun tidak dibersihkan, mengganti gorden jendela, serbet kasur dan segala jenis kegiatan duniawi lainnya yang mewarnai kehangatan dan antusiasme setiap orang dalam menyambut bulan suci ini. Tidak hanya sebatas segala rutinitas dramanitas duniawi itu saja, setiap orang juga mulai membenahi hati, pikiran dan perkataannya yang sesaat mungkin sering membuat hati tergoncang oleh sifat iri, ujub dan takabur, pikiran yang kerap kali berburuk sangka

NIAT DALAM MENUNTUT ILMU

Gambar
Foto: pcnukendal.com Niat adalah pokok dasar dalam setiap keadaan dan perbuatan manusia dalam kehidupan, sebagaimana diperkuat oleh hadis Nabi Saw yang berbunyi: “Sesungguhnya segala amal perbuatan itu tergantung dengan niatnya.” Niat menjadi pijakan pertama seseorang untuk melakukan sesuatu, karena niat dapat mempengaruhi perbuatannya kelak. Ada sebuah hadis yang berbunyi, “Banyak amal perbuatan yang tergambar oleh gambaran dunia, namun didasari oleh niat yang baik sehingga menjadikan amalan tersebut menjadi amalan akhirat. Dan banyak amal perbuatan yang tergambar oleh gambaran akhirat, namun didasari oleh niat yang buruk sehingga menjadikan amalan tersebut menjadi amalan dunia.” Maksudnya, ada seseorang yang   melakukan amalan dunia seperti muamalah, namun orang tersebut mempunyai niat yang sungguh-sungguh ketika melakukan amalan tersebut maka amalan yang dilakukannya mempunyai nilai amalan akhirat. Berbeda halnya ketika ada seseorang melakukan amalan akhirat seperti shalat

KEUTAMAAN ILMU

Gambar
Sumber: muslimobsession.com Di era modern, tidak sedikit manusia mampu menghasilkan suatu teknologi yang dapat menunjang kehidupannya. Teknologi tersebut tercipta dikarenakan manusia mempunyai akal, alat yang membuatnya berfikir dan mengembangkan apa yang dipikirkannya. Tentunya dengan akal, manusia mampu mengembangkan ilmu yang didapatkannya baik lewat sekolah formal maupun lewat pengalaman. Seperti yang diketahui bahwa dalam ajaran agama Islam, menuntut ilmu adalah perkara yang wajib dilakukan oleh setiap manusia. Kewajiban tersebut menunjukkan bahwa manusia mempunyai sesuatu yang tidak dimiliki oleh mahluk lainnya yaitu ilmu. Ilmu menempatkan manusia berada di posisi yang mulia dibanding mahluk lainnya. Maksudnya, ilmu hanya dimiliki oleh manusia karena selain ilmu, hal-hal lain seperti keberanian, kepeduliaan, kekuatan dll dimiliki oleh manusia dan hewan. Sebagaimana Allah telah mengangkat derajat Nabi Adam di atas para malaikat dan memerintahkan mereka sujud kepadanya dikar

Pentingnya Menuntut Ilmu

Gambar
sumber: blogpenahitam.com Nabi Muhammad SAW bersabada: “Menuntut ilmu itu fardu bagi setiap muslim dan muslimah (HR. Bukhari).” Hadis tersebut merupakan hadis populer yang sering digunakan ketika berbicara tentang ilmu. Seperti yang diketahui bahwa ilmu merupakan bukti nyata kontribusi seseorang kepada dunia. Bahkan jika merujuk kepada hadis tersebut dapat dilihat bahwa agama Islam mewajibkan para pemeluknya untuk menuntut ilmu. Jika ditelisik kembali penggunanan kata yang terdapat dalam hadis tersebut, di dalamnya menggunakan kata ‘fardu’ , namun ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia mempunyai arti wajib. Padahal fardu dan wajib adalah dua hal yang sangat berbeda. Fardu adalah kewajiban yang terus-menerus berulang sesuai dengan kondisi. Wajib adalah kewajiban yang dilakukan minimal 1 kali. Nah ketika melihat hadis tersebut, kita dapat mengindikasikan bahwa anjuran menuntut ilmu bagi setiap muslim dan muslimah itu bersifat fardu. Maksudnya, setiap muslim dan musli

MENGENAL KITAB TA’LIM MUTA’ALLIM

Gambar
Sumber: nusantaranews.com Kitab Ta’lim al-Muta’allim ila Thariqah al-Ta’allum yang dikenal dengan nama Ta’lim al-Muta’allim merupakan karya Syekh Burhanuddin al-Zarnuji. Sebelum memulai menjelaskan kandungan yang terdapat di dalam kitab tersebut, al-Zarnuji menjelaskan terlebih dahulu latar belakang dan tujuan penulisan kitab tersebut. Pada masa hidup pengarang (mushanif) dulu, banyak santri-santri yang mencari ilmu hanya sampai batas formalitas saja. Namun kebanyakan dari mereka tidak memahami hakikat dari ilmu itu sendiri seperti manfaat dan hasil dari ilmu tersebut yang berupa pengamalan ilmu dan menyebarkannya. Hal tersebut terjadi karena mereka salah dalam menuntut ilmu dan syarat-syarat yang harus dilaksanakan pun ditinggalkan. Ketika seseorang salah jalan dalam menuntut ilmu maka ia tidak akan mencapai tujuannya. Karena latar belakang tersebut, pengang kitab tersebut tertarik untuk menjelaskan tata cara menuntut ilmu dari dua sumber yaitu sumber primer ilmu yang did

MAKNA BASMALLAH

Gambar
sumber: qazwa.id Pemahaman singkat tentang kandungan Kitab Ta’lim Muta’allim pada halaman 1-2. Setiap pengarang  (mushanif)  memulai pembukaan kitab dengan menggunakan basmallah dikarenakan kata basmallah selalu digunakan ketika akan memulai segala sesuatu. Kata bismallah mempunyai kedalaman makna yang tak terbatas. Kata bismillah diawali dengan kata “ bi atau ba` ” yang mempunyai makna  al-isti’a>nah , meminta pertolongan. Maksudnya, ketika kita mengucapkan bismillah maka secara tidak langsung kita sedang meminta pertolongan kepada sesuatu yang lebih mampu dan berkuasa yang dapat menolong. Kenapa tidak menggunakan kata  bi-alla>h   tapi  bi-ismilla>h ? Hal tersebut menunjukkan bahwa kata  isim  atau nama merupakan simbol kemuliaan yang dimiliki seseorang atau sesuatu. Itulah mengapa orangtua menganjurkan untuk memberikan anaknya sebuah nama yang baik karena nama tersebut akan menjadi simbol kemuliaan yang dimiliknya dan ketika nama disebut maka orang yang